HARE KRISHNA: HINDU ATAU BUKAN?

HARE KRISHNA: HINDU ATAU BUKAN?

Dalam "Catatan dari Mahasabha VIII" (Editorial Raditya Oktober 2001) Putu Setia mempertanyakan duduknya Brahmana Guna Avatara Dasa (d/h I Ketut Gunadika) sebagai Sekretaris Dharma Adiyaksa. Dharma Adiyaksa (d/h Sabha Pandita), adalah organ tertinggi Parisadha yang anggotanya adalah para sulinggih. Bagaimana seorang pimpinan Hare Krisnha duduk dalam organ yang bertugas merumuskan dan mengatur masalah-masalah ritual agama Hindu? Apakah proses dwijati yang bersangkutan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Parisadha?

"Hare Krishna jelas oleh pempinan tertingginya disebut bukan Hindu. Begitu pula dengan Ananda Marga. "Jadi kalau mereka TIDAK BANGGA DENGAN HINDU dan TIDAK SREG MENYEBUT HINDU, apakah tidak ada yang perlu diluruskan pada mereka itu?" Demikian Putu Setia bertanya.


Hare Krishna Selayang Pandang

Saya kira banyak orang Hindu di Indonesia yang tidak mengetahui secara jelas apa atau siapa sebenarnya para pengikut Hare Krishna. Sekalipun cukup banyak buku-buku karya Srila Prabhupada, pendirinya, telah diterbitkan di Indonesia, tapi hampir tidak ada yang menjelaskan apa sebetulnya Hare Krisna: satu sekte/sampradaya Hindu? Sebuah agama baru yang terpisah dari Hindu? Atau satu organisasi sosio-spiritual yang tidak ada kaitannya dengan suatu agama apapun? Pada zaman orde baru Hare Krishna pernah dilarang oleh pemerintah karena dianggap menimbulkan keresahan dan perpecahan di kalangan masyarakat Hindu di Indonesia. Hal ini seperti mempertebal bobot ‘misteri’ dan sekaligus menambah keingintahuan kita terhadap Hare Krishna. Sayangnya orang-orang Hare Krishna di Indonesia tidak pernah memberikan penjelasan secara terbuka siapa sebenarnya mereka ini.

Untuk memberikan gambaran selayang pandang di bawah ini adalah penjelasan singkat mengenai Hare Krishna yang saya ambil dari buku "Apakah Saya Orang Hindu" karangan Ed.
Viswanathan, diterbitkan oleh Pustaka Manikgeni, 2000, dan Dictionary of World Religions, terbitan Oxford University Press, 1997.

Hare Krishna adalah gerakan bhakti (devotional) Hindu. Didirikan di AS tahun 1965 oleh Swami A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada (1896-1977), dengan nama resmi "The International Society for Krishna Consciousness" atau ISKCON.
Nama populer dari masyarakat ini adalah Hare Krishna, artinya "Kemenangan untuk Krishna" (Victory to Lord Krishna). Hare Krishna adalah tradisi (sampradaya) Caitanya dari sekte Waisnawa. Caitanya (1485-1533) adalah seorang bhakta Krishna, dan menjadi sumber dari sampradaya Caitanya atau Gaudiya yang melahirkan gerakan pemujaan Krishna (Krishna Bhakti). Terlahir dengan nama Visvambhara Misra di Bengala, pada awalnya adalah seorang sarjana, tapi satu pengalaman cinta keagamaan menyebabkan dia meninggalkan pelajaran brahmanikalnya (agama awal India pada zaman Vedik yang menekankan pengorbanan (yadnya) dan upakara atau ritual). Tahun 1510 beliau menjadi sanyasin dengan nama Sri Krishna Caitanya. Dia segera terkenal karena pemujaannya yang ekstatik , seperti kesurupan (ecstatic devotion) yang diwujudkan dengan tari dan nyanyi, dan dipercaya sebagai avatara dari Krishna dan Radha (salah seorang gopi, gadis pengembala sapi dan istri Krisna). Bentuk pemujaannya yang ekstatik dan bahkan sering liar, oleh muridnya dianggap sebagai keikutsertaannya dalam ’lila’ atau permainan suci, yang merupakan sumber dari kreativitas itu sendiri.

Tujuan Hare Krishna adalah untuk membimbing manusia, yang hidup dalam kaliyuga (demonic age) untuk mencapai pembebasan dalam bentuk kesadaran-Krishna yang abadi melalui Bhakti Yoga, yang merupakan – menurut Waisnawa umumnya dan Hare Krishna khususnya – adalah puncak dari Jnana Yoga dan Karma Yoga. Setiap keprihatinan atau penderitaan, apakah itu kelaparan atau penyakit, ditundukkan kepada tujuan akhir yaitu kesadaran-Krishna. Dengan pengekangan diri, karya missionari dan pengucapan japa Mahamantra ‘Hare Krishna Hare Rama’, para bhakta akan menikmati kesadaran Krishna dalam hidup ini (Jiwanmukti). Para bhakta laki-laki memakai jubah putih atau kuning-jingga bhakta wanita mengenakan sari warna-warni, menari dan bernyanyi dengan iringan musik tradisional India. Sejak meninggalnya Prabhupada gerakan ini dipimpin oleh Dewan Komite Pemerintah Pusat (Central Governing Board Committee) yang mengangkat seorang swami sebagai penguasa tertinggi dalam tiap-tiap temple di seluruh dunia, sekalipun telah terjadi berbagai skisma (schisms, perpecahan) dalam tubuh gerakan ini.

Masyarakat Hare Krishna adalah salah satu kelompok yang paling asketik (hidup sangat sederhana, seperti pertapa) dan ritualistik di dunia ini. Kadang-kadang orang heran bagaimana masyarakat Hare Krishna dapat menarik para pengikut (bhakta) dengan ketentuan etik dan moral yang begitu ketat. Para anggota sama sekali dilarang untuk minum (minuman keras), merokok dan seks bebas. Pengucapan japa di depan umum (public chanting) dari Mantra "Hare Krishna, Hare Krishna, Krishna Krishna, Hare, Hare; Hare Rama, Hare Rama, Rama Rama Hare, Hare" adalah satu dari kegiatan penting dari para bhakta. Menurut Srimad Bhagavatam, siapapun yang mengucapkan Mantra ini dan juga siapapun yang kebetulan mendengar Mantra ini akan diberkati oleh Tuhan.

Sebagai tambahan dari japa di depan umum, masing-masing bhakta mengulangi Mantra ini 1,728 kali setiap hari. Pengucapan mantra (japa) ini dihitung oleh satu genitri dengan seratus delapan (108) biji Tulsi. Jadi genitri ini dihitung enam belas kali setiap hari. Para pengikut Hare Krishna melakukan pekerjaan kasar sebagai persembahan untuk Krishna. Mereka membersihkan badan mereka paling tidak dua kali sehari, dan bahkan di antara pengikut yang berkeluarga seks hanya dibolehkan untuk melahirkan anak (prokreasi).

Sama seperti kelompok masyarakat lain, kontroversi masih melanda kelompok masyarakat ini. Beberapa orang menyatakan bahwa anak mereka telah dicuci otak oleh masyarakat yang saleh ini, tapi tidak seorangpun dapat mengatakan dengan tepat seberapa banyak kebenaran dalam tuduhan-tuduhan ini. Para bhakta Hare Krishna adalah murni vegetarian, dan mempraktekkan non-kekerasan.


Hare Krishna Menurut Pendirinya

Prabhupada terlahir dengan nama Abhay Charan De di Kolkata, menjalani karir yang sukses sebagai manajer bisnis sampai tahun 1933, ketika beliau dipercaya oleh Bhaktisiddhanta Thakura dari Gaudiya Vaishnava untuk menyebarkan kesadaran-Krishna di Barat. Beliau melakukan karya-karya terjemahan sampai pensiun pada 1959, ketika beliau menjadi sanyasin menyebabkan dia bebas untuk melaksanakan missinya. Pada tahun 1965 beliau pergi ke Boston dan mendirikan ISKCON. Tahun 1967 beliau pindah ke California di mana gerakan ini mulai tumbuh dengan pesat. Berbeda dengan agama-agama baru yang muncul dari agama Hindu, beliau melarang para pengikutnya untuk menganggap dirinya sebagai avatara, tetapi beliau menampilkan dirinya sebagai salah seorang seperti mereka, menjadi pelayan Tuhan (Dasa).

Kembali kepada pertanyaan di atas, apakah Hare Krishna satu sampradaya Hindu, satu agama baru yang terlepas dari Hindu, atau satu organisasi sosio-spiritual yang tidak ada kaitan dengan agama apapun? Hare Krishna, menurut pendirinya, A.C. Bhaktivedanta Swami Prabupadha, bukan Hindu dan bahkan bukan agama apapun. Dalam ceramah dan wawancaranya Prabupadha bahkan menghujat Hindu sebagai sumber keruntuhan moral. Berikut ini adalah pernyataan Srila Prabupada mengenai Hare Krishna dan hubungannya dengan agama Hindu.
Tulisan di bawah ini bersumber dari "Can it Be That the Hare Krishnas Are Not Hindu? ISKCON's Srila Prabhupada's edicts on religion are clear" yang dimuat dalam majalah Hinduism Today edisi Oktober 1998.

"Ada satu salah pengertian," tulis His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada tahun 1977 dalam Science of Self Realization, "bahwa gerakan kesadaran Krishna ( the Krishna consciousness movement) mewakili agama Hindu. Sering kali orang-orang India baik di dalam maupun di luar India mengira bahwa kita mengajarkan agama Hindu, tapi sesunguhnya kita tidak mengajarkan agama Hindu." Dalam bab tiga dari buku itu [dapat diperoleh dari Bhaktivedanta Archives, P.O. Box 255, Sandy Ridge, North Carolina 27046 USA], pernyataan yang mengejutkan ini dibuatnya beberapa kali: "Hare Krishna sama sekali tidak ada urusannya dengan agama Hindu atau sistem agama apapun.... Setiap orang harus mengerti dengan jelas bahwa Hare Krishna tidak mengajarkan apa yang disebut agama Hindu (The Krishna consciousness movement is not preaching the so-called Hindu religion)." Para pengikut Srila Prabhupada telah mengumpulkan semua surat, buku, ceramah, wawancara dan percakapannya dalam the Bhaktivedanta Vedabase [juga dapat diperoleh dari Bhaktivedanta Archives].
CD-Rom database ini menghasilkan 183 referensi kepada agama Hindu, yang dikumpulkan dan dianalisis untuk memahami pandangan Srila Prabhupada.

Srila Prabhupada seringkali dengan tegas menolak eksistensi dari satu agama yang disebut "Hinduisme." Dia mengasalkan nama yang tidak pantas ini kepada "foreign invaders (para penyerbu asing)." Pada kesempatan lain ia mengakui keberadaan agama Hindu, tapi menganggapnya sebagai kemerosotan yang tak tertolongkan dari bentuk asli Sanatana Dharma Veda. Pada ceramah-ceramahnya tahun 1967, di New York dia berkata, "Sekalipun memunculkan para sarjana, sanyasin, grihasta dan swami besar, apa yang disebut pengikut agama Hindu semuanya tidak berguna, cabang-cabang kering dari agama Veda." Hare Krisnha, katanya, adalah satu-satunya eksponen dari agama Veda dewasa ini. Dalam satu wawancara yang diberikan untuk Bhavan's Journal tanggal 28 Juni, 1976, dia berkata, "India, mereka telah membuang sistem agama yang sesungguhnya, Sanatana Dharma. Secara takhyul, mereka menerima satu agama campur aduk (a hodgepodge thing) yang disebut Hinduisme. Karena itulah muncul kekacauan."

Sang Guru sering menjelaskan sikapnya, dan bertindak berdasarkan keyakinannya dalam membangun organisasinya yang dinamis. Pada kuliah 1974 di Mumbai (Bombai), dia menyatakan, "Kita tidak mengkotbahkan agama Hindu. Ketika mendaftarkan assosiasi ini, saya dengan sengaja memakai nama ini, 'Krishna Consciousness,' bukan agama Hindu bukan Kristen bukan Buddha."

Srila Prabhupada menyadari bahwa masyarakat India memiliki kesan yang keliru mengenai kehinduannya. Dalam satu surat tahun 1970 kepada pengurus sebuah pura di Los Angeles, dia menulis, "Masyarakat Hindu di Barat mendapat perasaan baik untuk saya karena secara dangkal mereka melihat bahwa saya menyebarkan agama Hindu, tapi nyatanya gerakan Kesadaran Krishna ini bukan agama Hindu bukan pula agama apapun." Hal itu tetap berlaku sampai dewasa ini, karena Srila Prabhupada tidak meninggalkan pengganti dengan wewenang untuk mengubah ‘edict’ atau bhisama spiritual ini.

Jadi kenapa masyarakat Hindu umumnya secara keliru percaya bahwa Hare Krishna adalah sebuah organisasi Hindu, ketika mereka tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Hindu? Kadang-kadang mereka sengaja menimbulkan kesan itu. Selama pembukaan temple mereka di New Delhi dan Bangalore, di mana berita-berita surat kabar sering mengidentifikasikan temple-temple besar ini sebagai Hindu, siaran press dari Hare Krishna, seperti yang dikeluarkan pada tanggal 15 April 1998, tidak pernah menggunakan kata Hindu. Namun, ketika para pengikut mereka dari India yang melayani kedua temple ini ditanya oleh wartawan pada akhir bulan Juli untuk tulisan ini, mereka bilang ini adalah pura Hindu. Ketimpangan antara persepsi publik dengan kebijakan internal mereka lebih dibingungkan lagi dengan pengecualian resmi dari kelompok ini berkaitan dengan posisi mereka terhadap non-Hindu. Bila menghadapi kesulitan, para pemimpin Hare Krishna memohon kepada masyarakat Hindu untuk membantu mereka, misalnya ketika menghadapi perkara atas gedung ‘Bhaktivedanta Manor’ di Inggris atau ketika dituntut oleh orang Kristen di Russia dan Polandia (yang menganggap Hare Krishna hanyalah gerakan ‘cult’ dan meminta agar pemerintah melarang mereka). Dalam permohonan kepada hakim dan pemerintah, kata Hindu dipergunakan secara terbuka. Dalam kasus-kasus hukum yang lain, termasuk kasus di Mahkamah Agung Amerika Serikat, Hare Krishna berusaha menangkis label "cult" dengan menyatakan dirinya sebagai satu sampradaya Hindu tradisional, dan meminta orang-orang Hindu yang lain untuk menguatkan hal ini di pengadilan. Organisasi-organisasi lain yang berpisah dari agama Hindu, seperti Transcendental Meditation dan Brahma Kumaris, tidak pernah mengkompromikan sikap mereka dalam keadaan apapun.

Yang juga memisahkan Hare Krishna adalah penolakan dan kritiknya terhadap agama Hindu, khususnya di antara anggota mereka sendiri. Ada banyak laporan mengenai orang-orang Hindu yang bergabung dengan Hare Krishna yang hanya diajarkan untuk menolak agama keluarga mereka. "Sebelumnya kita adalah Hindu. Sekarang kita adalah Hare Krishna," demikian dikatakan oleh beberapa orang. Pada saat yang sama, organisasi ini sering mengajukan permohonan kepada masyarakat dan pengusaha Hindu untuk bantuan keuangan bagi program sosial dan politik mereka untuk melidungi Hare Krishna dari pelecehan dan tuntutan.

Melihat pada penampilan Hare Krishna -- pakaian para anggota, nama, bhajana, perayaan, pemujaan, kitab suci, ziarah, bentuk bangunan temple dan lain-lain – tidaklah mengherankan banyak orang menganggap mereka adalah Hindu. Bahwa nyata mereka bukan Hindu tentu akan mengagetkan banyak orang — baik Hindu maupun non-Hindu.


Parisada Harus Menjelaskan

Kalau dilihat benang merahnya, Hare Krishna berakar pada sekte Waisnawa melalui sampradaya Caitanya. Namun oleh Prabhupada benang merah itu diputus dan Hare Krishna menjadi kelompok masyarakat yang berdiri sendiri. Tegasnya bila dilihat dari bhisama Srila Prabhupada di atas Hare Krishna bukannya ‘tidak bangga dengan atau tidak sreg menyebut Hindu’, tetapi Hare Krishna memang bukan Hindu. Jadi Hare Krishnalah yang menolak Hindu. Bukan sebaliknya. Namun sesuai dengan tradisi toleransinya yang luas, Hindu harus tetap menghormati pendirian Hare Krishna dan menganggap mereka sebagai sesama teman dalam perjalanan ziarah spiritual.

Terlepas dari sikap di atas pertanyaan yang mendasar tetap perlu diajukan berkaitan dengan duduknya pimpinan Hare Krishna dalam jajaran pengurus Parisada. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Parisada menetapkan, bahwa yang berhak menjadi pengurus Parisada adalah orang yang beragama Hindu, tidak pernah meninggalkan Hindu dan berasal dari keluarga Hindu yang utuh (artinya tidak ada anggota keluarganya, yang masih tinggal serumah yang beragama lain).

Logika di balik ketentuan di atas sudah terang benderang. Bagaimana seorang yang bukan Hindu, yang menolak Hindu akan membina atau melayani umat Hindu? Khusus untuk bapak Brahmana Guna Avatara Dasa, sebagai anggota, bahkan sekretaris Dharma Adhiyaksa (Sabha Pandita), tentu memiliki hak dan wewenang yang sama dengan para sulinggih yang lain untuk muput atau jadi manggala karya di manapun di kalangan umat Hindu, termasuk di Besakih? Parisada semestinya memberikan penjelasan mengenai hal ini, baik mengenai kesulinggihan bapak Brahmana Guna Avatara Dasa maupun kaitan Hare Krishna dengan Hindu.


sumber: Raditya 53

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

2 komentar:

gamabali mengatakan...

diharapkan kita jangan tll percaya berita-berita yg kurang jelas...
tp ini juga bs menjawab hal tersebut..
http://learn.coleggwent.ac.uk/pluginfile.php/401334/mod_resource/content/1/ISKCON%20Booklet.pdf

Unknown mengatakan...

Kenapa dikatakan Hare Kresna bukan Hindu? Kalo dasar ajarannya saja sastra Hindu yaitu Bhagawadgita dan Bhagawatam. Bhagawadgita sendiri yang disebut Pancama Weda diajarkan langsung oleh Kresna kepada Arjuna.

Posting Komentar